1. Membuat Sebuah TimYang pertama dan paling utama memang membentuk sebuah tim. Karena perusahaan yang akan kamu dirikan tidak mungkin dapat kamu handle semuanya sendirian. Mungkin kamu pintar dalam memiliki ide tetapi sangat lemah dalam pengiplementasian ide tersebut, karena itulah kamu butuh seorang co-founder untuk mengeksekusi ide tersebut.
Membangun Tim yang KuatSelain itu dari sudut pandang perusahaan venture capitalist (perusahaan yang memberikan pendanaan bagi startup potensial) tim adalah salah satu elemen penilaian paling penting. Karena saat awal-awal startup berdiri hanya tim saja satu-satunya asset yang dimilikinya.
2. Menciptakan Sebuah ProdukSetelah tim terbentuk, segera buatlah suatu produk yang berguna bagi banyak orang. Buatlah produk yang sekiranya orang lain membutuhkannya. Bagaimana cara menemukan ide bisnis / ide produknya?
Riset dan risetlah apa yang sekiranya dibutuhkan oleh masyarakat, dengan riset yang mumpuni alias mengumpulkan masalah-masalah yang ada di lingkungan kemudian kita konversikan masalah tersebut menjadi sebuah solusi yang berbentuk produk andalan perusahaan.
3. Melindungi Keuntungan Melalui Paten
Tidak heran jika perusahaan-perusahaan teknologi sekarang sedang gencar-gencarnya perang paten, disetiap berita kita sering menemukan headline perang paten antara Apple dengan Samsung, Google dengan Microsoft, dll.
Jika dirasa kamu memiliki produk yang unik dan bagus, maka lebih baik dipatenkan saja. Karena hal ini akan melindungi hak intelektual kamu. Karena jika tidak kemungkinan terburuk akan terjadi yaitu perusahaan akan runtuh. Tidak sedikit perusahaan-perusahaan ternama yang jatuh karena perlindungan paten yang lemah.
4. Memasarkan Produk
Setelah memiliki tim dan produk kuat, langkah selanjutnya untuk memasarkan produk. Percuma bukan jika produk bagus tetapi tidak ada yang memakai? Setiap perusahaan memiliki tipe dan konsep promosi yang berbeda bergantung pada jenis produk dan market yang mereka tuju.
5. Mengembangkan Strategi Pembiayaan
Setelah dirasa pengguna banyak, otomatis startup sangat membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit untuk mengembangkan layanan mereka. Pada tahap ini biasanya mereka mulai mencari pendanaan dari capital venture, ada banyak perusahaan-perusahaan capital venture sekarang yang siap untuk memberikan pendanaan terhadap startup-startup.
6. Membentuk Strategi Exit
Langkah terakhir setelah perusahaan stabil maka perlu direncanakan tahap strategi untk exit. Pada umumnya ada 2 tipe startegi exit untuk startup yaitu Initial public Offering (IPO) dan Merge dan Akuisisi (M&A).
Bisa dikatakan Exit adalah tahap terakhir untuk siklus kehidupan startup. Karena itulah startup kebanyakan mendesain strategi untuk Exit sejak awal perusahaan dibentuk.